[Review] The Time We Were Not In Love: Yang Terindah Dari Sebuah Persahabatan

Screen Shot 2016-03-20 at 2.14.09 PM.png

Ada yang bilang persabahatan antara dua orang lawan jenis nggak akan pernah menjadi sebuah persabahatan yang murni. Baik keduanya atau salah satunya pasti bakal ada yang baper. Seperti yang sudah ada buktinya salah satu seleb Indonesia Ayudia Bing Slamet yang akhirnya menikah sama sahabatnya dari jaman sekolah dan hubungan mereka terlihat manis sekali di sosial media.

Apa sih rasanya bisa jatuh cinta sama sahabat sendiri? Bakalan jadi canggung atau justru jadi santai? Nah, gambaran situasi seperti itu bisa didapet dari drama korea yang diperanin sama Ha Ji Won dan Lee Jin Wook. Drama ini tayang di SBS tahun 2015 lalu. Saya nonton drama ini juga karena referensi dari temen saya. Drama Korea dengan judul The Time We Were Not In Love ini sebenarnya based on salah satu series Taiwan, dan banyak yang bilang versi Taiwannya itu lebih sweet lagi kebanding versi Koreanya ini.

Cerita dalam drama ini cukup klise memang, tentang dua orang sahabat yang sudah 17 tahun bersama. Rumah mereka tetanggaan. Keluarga si cewek yang namanya Oh Ha Na udah sayang banget sama Choi Won dan udah dianggap kayak anak sendiri. Oh Ha Na dan Choi Won sama-sama umur 34 tahun. Mereka sukses di karirnya masing-masing. Choi Won sebagai Flight Attendant sementara Oh Ha Na sukses di kantor produsen sepatu bermerk ternama. Di awal episode kita disuguhkan dengan pengenalan karakter yang benar-benar cepat dan to the point. Lengkap dengan insert beberapa adegan flashback yang menginformasikan tentang hubungan Oh Ha Na dan Choi Won yang sudah terjalin sejak mereka sekolah.

Dua orang yang sukses dengan karirnya ini ternyata punya satu kesamaan. Sama-sama nggak beruntung dalam soal cinta. Oh Ha Na dikhianatin sama pacarnya yang selingkuh dengan teman satu kantornya sampai hamil sehingga hubungan Oh Ha Na harus terima diputusin. Nggak rela ngelihat sahabatnya disakitin begitu Choi Won selalu hadir sebagai pahlawan yang selalu ngelundungin Oh Ha Na. Bahkan di episode-episode berikutnya saat Oh Ha Na dimanfaatin sama salah satu anak magang di kantornya Choi Won jadi orang pertama yang meluk Oh Ha Na pas dia nangis kejer di tengah hujan. Wah, drama banget deh adegannya. Tapi, sweet… Saya juga mau punya sahabat modelnya kayak Choi Won ini.

Cerita bergulir sampai 16 episode dengan berbagai rintangan sampai akhirnya dua orang sahabat ini sadar bahwa mereka saling butuh dan saling cinta. Banyak konflik yang terjadi mulai dari Choi Won yang dikejar-kejar pramugari junior di kantornya sampai mantannya Oh Ha Na yang dulunya nggak dateng saat acara pertunangan mereka balik lagi ke kehidupan Oh Ha Na. Ribet? Pasti! Tapi, seperti biasa di drama Korea nggak ada karakter yang bener-bener jahat kayak di sinetron Indonesia. Semua masih terlihat manusiawi dan mereka mempertahankan kepentingan yang masuk akal. Bahkan di akhir pun sekesal-kesalnya Oh Ha Na yang diputusin sama cowoknya yang selingkuh itu pada akhirnya dia bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan menerima bahwa ya memang hubungan mereka nggak bisa dilanjutin lagi. Sangat berbesar hati memang si Oh Ha Na ini. Oleh karena itu karakternya jadi lovable banget.

Bicara soal drama Korea karakter dan cerita menjadi salah satu highlight wajib. Di sini tentunya saya akan bicarakan dua hal itu. Saya buka dengan karakter. Kalau karakternya nggak menarik dan unik cerita nggak mungkin bisa merebut perhatian penonton. Seperti dalam drama ini tokoh utama cewek digambarkan hampir sempurna dalam semua aspek yang terlihat dari dirinya. Mulai dari fisik yang cantik. Gaya berdandannya juga digambarkan oke banget dan sangat merepresentasikan dirinya yang berprofesi sebagai orang yang menggeluti dunia fashion. Oh Ha Na punya keluarga yang sayang sama dia. dan orang-orang sekelilingnya yang juga sayang Oh Ha Na, termasuk Choi Won. Tapi sayang dia sial dalam urusan percintaan. Di dalam kasus ini terlihat sekali kan ada yang hilang dari semua keberuntungan yang Oh Ha Na miliki. Dengan seringnya dia disakiti oleh mantan-mantan pacarnya itu membuat Oh Ha Na jadi sosok yang cukup kurang peka khususnya dalam menerima sinyal cintanya si Choi Won. Dan bisa jadi hal itu yang dijadikan tembok pertahanannya agar nggak lagi tersakiti. Hal-hal seperti ini yang membuat karakter Oh Ha Na terasa ada dan hidup. Begitu pun dengan Choi Won. Di balik sega kesempurnaannya dia ya ganteng, pinter, dan baik banget ternyata dia menyimpan luka. Ditinggal ibunya sendirian sejak dia masih sekolah juga menjadi luka yang sulit sembuh. Di saat seperti ini Oh Ha Na yang jadi pelengkap hidupnya. Oh Ha Na yang menjadi orang pertama yang datang nemenin Choi Won di rumahnya. Ngejagain dia waktu sakit dan lain sebagainya. Ditambah lagi si Choi Won ini kerjanya sebagai pramugara tapi sebetulnya ada mimpi yang dia nggak kejar dan malah memilih posisi aman dengan hanya bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang menarik dari dua karakter ini adalah mereka sama-sama menyimpan luka tentang kehilangan dan ditinggalkan. Untuk itu makanya terasa banget mereka harus sama-sama terus.

Screen Shot 2016-03-20 at 3.18.55 PM.png

 

Kalau dilihat dari segi cerita sebenarnya cukup kuat. Hanya saja bikin gemas. Kenapa sih mereka lama banget sadar kalau sebenernya mereka itu emang harus banget bareng-bareng selamanya. Plot yang terasa paling dragging dan membosankan adalah saat Mantannya Oh Ha Na yang pianist itu balik ke kehidupannya Oh Ha Na. Cerita antara mereka berdua lama banget plotnya. Walau pada akhirnya sih ya kemunculan si pianist itu yang juga jadi pemicu Oh Ha Na dan Choi Won bisa saling jujur pada akhirnya. karakter-karakter pendukung lainnya menurut saya kurang kuat namun kehadiran mereka memang perlu. Seperti salah satunya adiknya Oh Ha Na. Diceritakan dalam drama ini Dae Bok jadi loser di keluarga mereka. Selalu saja orangtua mereka menganggap Dae Bok ini nggak berguna dan membandingkan dengan Oh Ha Na yang karirnya sukses. Tapi, pada akhirnya lagi-lagi… meski nggak terlalu banyak diceritakan Dae Bok ini malah jadi hero loh di akhir cerita. Kalau bukan karena dia naskah yang Choi Won bikin nggak mungkin dilirik sama produser film karena sebelumnya Dae Bok bikinin komik dari cerita tersebut dan kemudian jadi viral. Biasanya di drama-drama lain saya selalu jatuh cinta dengan subplot dari karakter-karakter pendukung di dalam sebuah drama. Tapi, untuk drama kali ini saya merasa nggak begitu terbius dengan subplot-subplotnya. Cerita Oh Ha Na dan Choi Won jadi satu-satunya fokus saya selama nonton drama ini.

Di sepanjang episode drama ini yang saya puji-puji tentu ada beberapa hal yang jadi pertanyaan juga buat saya. Tentang logika cerita yang sedikit bikin bertanya-tanya. Salah satu di antaranya adalah tentang jadwalnya Choi Won sebagai seorang flight attendants. Kenapa bisa dia digambarkan sering banget punya waktu luang ketimbang ada di atas udara. Entah mungkin karena dia seorang senior atau bagaimana tapi dia sering banget dan selalu punya waktu untuk Oh Ha Na. Bahkan dalam satu hari dia bisa berangkat lalu pulang di sore hari kayak orang kerja kantor. Correct me if I’m wrong ya. Mungkin saya yang kurang pengetahuan soal dunia kerja di maskapai penerbangan.

Screen Shot 2016-03-20 at 2.49.08 PM.png

Selain itu ada juga beberapa degan yang menurut saya cheesy. Salah satunya adalah saat Oh Ha Na dilamar Choi Won di pesawat. Dialognya sih nggak masalah, tapi saya mempertanyakan kenapa harus ada adegan tersebut sementara di episode sebelumnya Choi Won sudah ngelamar Oh Ha Na di depan Ibu dan Ayahnya Oh Ha Na. Saya pikir itu sudah cukup jelas menggambarkan kalau mereka akan menikah nantinya tanpa harus diulang dua kali adegan melamar.

Screen Shot 2016-03-20 at 2.40.56 PM.png

Satu lagi yang bikin saya terbelalak dan geleng-geleng kepala, yakni saat mereka menikah. Saya kecewa karena “What?” begini doang? Cuma digambarin adegan Oh Ha Na pakai baju pengantin terus jalan ke rumah Choi Won yang ada di sebelah tumahnya. Sepanjang episode saya nungguin adegan itu tapi cuma begitu aja akhirnya. Kecewa.

Screen Shot 2016-03-20 at 2.55.17 PM.png

Tapi, tentunya hal-hal yang membuat kecewa bisa ditutupi dengan hal menarik dari drama ini. Di luar karakter dan plot, hal menarik lainnya dari drama korea ini adalah dialog. Dialog dari drama ini menurut saya sangat cerdas. Bisa mengemas bagaimana dekatnya Oh Ha Na dan Choi Won ini sehingga penonton bisa ngerasain betapa dalamnya persahabatan mereka berdua. Salah satu contoh yang paling saya suka adalah saat mereka sudah resmi jadi sepasang kekasih dan akhirnya suatu malam mereka hooked up di rumah Choi Won. Oh Ha Na bilang tentang kejadian dulu waktu Choi Won masih SMA dia panik karena badannya tambah tinggi tiba-tiba sehingga harus lekas mengganti tempat tidurnya menjadi yang lebih besar. Choi Won amazed banget karena Oh Ha Na ingat hal sekecil itu. Dan dibalas oleh Oh Ha Na bahwa setiap hari saat dia menutup mata semua hal tentang Choi Won selalu melintas di pikirannya. Sederhana memang kalimatnya namun, deep banget dan sweet tentunya. Dialog ini yang menjadi salah satu favorit saya.

Screen Shot 2016-03-20 at 2.24.40 PM.png

Masih ada sederet hal yang sebetulnya ingin saya jelaskan juga dalam review kali ini. Tapi, nantinya malah jadi kepanjangan dan spoiler banget buat kamu yang belum nonton. Di akhir review saya mauk kasih rate untuk drama ini yaitu 3.8 dari 5 bintang. So, buat kalian yang belum nonton coba deh nonton 16 episode drama ini. Nggak terlalu dreamy karena terasa riil dunia ceritanya. Nggak ada pewaris tahta yang jatuh cinta sama cewek biasa seperti yang sering muncul di kisah drama-drama Korea. Tapi, dijamin bisa bikin kamu pengin banget punya sahabat kayak Choi Won ini.

 

 

 

 

 

 

Leave a comment